Dilema SMA Negeri 1 Wedung

Selama beberapa dekade; sekolah-sekolah swasta di kecamatan Wedung berjuang mencari calon-calon siswa baru agar mereka bisa bertahan dari tahun ke tahun.
Di sekolah swasta; biaya pendidikan seperti gaji guru itu sangat bergantung pada pembayaran SPP dari siswa-siswi mereka.

Sekitar tahun 2003-2005; SMP Negeri 1 Wedung meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Demak agar mendirikan SMK Negeri Wedung di desa Bungo, - tepatnya di lahan sawah bondo deso - yang sekarang didirikan balai desa Bungo yang baru.

Beberapa petinggi SMA-SMA sawasta bergerak dan meminta kepala desa Bungo; Khoirul Anam untuk menolaknya, karena itu akan mengancam keberadaan sekolah tersebut.
Demikian pula beberapa sekolah swasta di seluruh kecamatan Wedung sepakat menolak berdirinya sekolah negeri itu.

SMAN 1 Wedung, tahun 2016

Program Pemerintah Daerah

Sesungguhnya tak ada aspirasi dari penduduk kecamatan Wedung agar didirikan SMK atau SMA negeri di sana.
Tetapi menurut pejabat dinas pendidikan Kabupaten Demak; mereka hendak mendirikan SMK atau SMA negeri di setiap kecamatan, tanpa memandang keberadaan sekolah-sekolah yang ada, sehingga beberapa orang memandang itu sebagai sesuatu yang dipaksakan.

Pemerintah Kabupaten Demak memberi anggaran sekitar Rp 3 miliar untuk proyek ini; dari pengadaan lahan, pembangunan gedung, furnitur dan perlengkapan lainnya.

Reaksi

SMA negeri yang baru itu ternyata menarik minat penduduk desa Bungo dan sekitarnya. Tercatat ada 87 calon siswa yang mendaftar sebagai angkatan pertama, sebelum bupati Demak HM Dachirin Said meresmikannya pada tanggal 31 Juli 2016.

Sebagian penduduk merasa senang dengan berdirinya sekolah itu dan berharap mereka bisa bekerja di sana sebagai guru atau staff atau penjaga dan kebersihan.

Sebagian lainnya merasa sedih dengan berdirinya sekolah itu. SMA Negeri itu telah menjadi raksasa baru, dalam satu kelas mereka telah memiliki empat ruang.
Beberapa sekolah swasta di kecamatan Wedung seperti SMA Islam Robin, SMA Islam Sulfa, MA NU Raum dan SMA Islam Raden Fatah Jungpasir, SMK Al-Ittihad memandang itu sebagai ancaman nyata dalam persaingan mencari calon-calon siswa.

Walaupun terletak di tepi timur desa Bungo, di jalan persawahan yang sepi, namun SMA Negeri 1 Wedung tetap ramai diminati siswa-siswa.

Pada tahun 2016; SMA negeri itu telah meluluskan siswa-siswinya untuk pertama kali.
Statusnya sebagai sekolah negeri memang memberi gengsi yang tinggi bagi orang-orang di dalamnya.

Pengaruh Sosial

Berdirinya SMA Negeri 1 Wedung benar-benar menguatkan posisi desa Bungo sebagi poros kecamatan Wedung, namun di sisi lain keberadaannya menjadikan SMA swasta di sekitarnya menjadi lemah, membutuhkan perjuangan yang lebih keras untuk bertahan.

***

Lihat juga:

Robin dalam Dinamika pendidikan Nasional

Muqaddimah

MENU