Selamat datang di laman web Rifa'i Kurdi alias Gudang Ilmu alias Pengembara Asing
9 Feb 2016
Kisah Si Gembel yang Tersisih dari Kampungnya
Menurut penuturan penduduk kampung Antah Berantah bahwa Si Gembel atau Jembel adalah pemuda yang baik, pandai, kalem, namun dia dikenal sebagai pemuda yang keras dalam agama.
Orang tua Gembel hidup sederhana, dan Gembel sendiri hanyalah pedagang kecil dengan pendapatan yang tak seberapa.
Sesungguhnya Gembel bercita-cita menjadi seorang sarjana, namun karena tak ada biaya maka dia tidak bisa menamatkan pendidikan tingginya di kota.
Gembel yang mempunyai tubuh yang kurus itu tak mampu bekerja berat dan dia tak punya cukup modal untuk memulai usaha baru sehingga penduduk desa memandangnya sebagai pemalas.
Gembel diolok-olok oleh sebagian penduduk desa, dihina dan bahkan dicaci-maki, dan bahkan oleh saudaranya sendiri.
Hinaan yang menyakitkan itu terus menerus dia terima. Sebagian menghina tubuhnya yang kurus, dan sebagian lagi ada yang mengolok-olok untuk menjodohkannya dengan wanita cacat, dan ada pula teman yang menaruh uang recehan di depannya.
Ketika Gembel memasuki usia menikah, maka dia berusaha mencari jodoh dari putra-putri tetangganya, namun semuanya menolak. Dari pintu ke pintu dia mencari cinta. Seperti seorang pengemis yang mengharap belas kasih dari manusia.
Ada delapan gadis yang ia maksudkan, namun semuanya menolak, demikian pula orang tua mereka, mereka menghendaki pemuda yang kaya atau pemuda yang orangtuanya kaya.
Dan pengalaman pahit seperti itu tak akan bisa dilupakannya sampai tiba ajal dan bahkan sampai di akhirat.
Gembel tetap bersabar, karena sabar adalah termasuk senjata orang yang beriman.
Sifat sabar itu merupakan sifat yang diwariskan oleh ayahnya dan sifat yang diwariskan oleh nenek dari ayahnya. Di masa lalu, neneknya selalu mengajarkan sikap sabar setiap harinya.
Ujian hidup yang berat membuat Gembel putus asa dan dia terjebak dalam kegelapan selama tujuh puluh hari.
Hingga datanglah pertolongan Tuhan kepadanya.
Setelah kemarau yang panjang itu, maka Tuhan menurunkan hujan yang deras, membasahi bumi, menyegarkan tanaman yang kering dan menghidupkan rumput-rumput yang mati.
Pada malam yang cerah, Gembel meminang seorang wanita mancadesa, dan mereka menerimanya dengan tangan terbuka.
Dan rumor pun meluas di kampungnya, suara sumbang dan nada minor mengalun, mengiris hati.
"Apakah Gembel menikah dengan gadis atau janda?....., Apakah dia bisa membawa hantaran?....., Apakah dia bisa mencampuri istrinya?....., Apakah dia bisa menafkahi keluarganya?....." dan demikianlah mereka tetap memandang rendah si Gembel.
Setelah pernikahannya, maka dia memutuskan untuk meninggalkan desa Antah Berantah yang tidak ramah itu dan memulai hidup baru di desa tetangga.
Istrinya Gembel tidak termasuk wanita yang cantik, namun dia termasuk wanita yang salehah, wanita penghafal Al-Qur'an, dan termasuk wanita yang subur.
Dan Tuhan telah memberi karunia kepada Gembel berupa anak-anak yang menyenangkan hatinya, anak yang sehat dan cerdas.
Dan perubahan itu telah membuat penduduk desa Antah Berantah terkejut dan tidak percaya.
Setiap berkunjung ke kampung Antah Berantah, Gembel merasa takut akan hawa panas di dalamnya dan malu pada sikap tidak ramah penduduknya.
Kisah masa lalu Gembel di kampung Antah Berantah itu menjadi sekat yang memisahkan dia dengan bekas tetangganya. Sekat itu seperti tembok Berlin atau tembok besar negeri Tiongkok yang memisahkan keduanya selamanya.
Kepergian Gembel ke mancadesa ternyata berakibat buruk bagi kampungnya.
Tak lama setelah Gembel pergi, maka terjadilah beberapa kasus zina yang memalukan dan menggemparkan. Bau busuk menyengat di seluruh sudut-sudut kampung.
Sang Nabi mengajarkan bahwa jika ada laki-laki yang agamanya baik dan hendak menikah sedangkan pinangannya ditolak, maka Tuhan akan menimpakan kerusakan kepada penduduk kampung itu. Ketika pernikahan menjadi sulit maka perzinaan akan menjadi mudah.
Gembel sekarang menjadi lebih sehat dan rajin bekerja dan dengan pendapatan yang sama dengan rata-rata orang di kampungnya dulu.
Rumah Gembel di kampung Antah Berantah menjadi sepi tanpa penghuni. Orang-orang berkata: "Mengapa Gembel tak pernah kelihatan". Dan ternyata penduduk kampung itu merindukannya.
Pelajaran hidup menjelaskan bahwa apabila seseorang dirindukan, maka dia termasuk orang yang baik.
Kadang, jika Gembel mengunjungi rumahnya, ada teman dan tetangganya yang berusaha untuk menemuinya untuk bertanya sesuatu yang bermanfaat bagi mereka atau sekedar mencari ilmu.
Demikianlah kisah si Gembel yang tersisih dan terbuang dari kampungnya.
Hanya Tuhan yang mengetahui kebaikan dan keburukan seseorang, dan hanya Tuhan yang mengetahui apa yang terjadi di hari esok.
Semoga bisa mengambil hikmahnya.
Lihat juga:
Rifa'i Kurdi Personal life
bangfa'i, Bungo Lor
Rifa'i Kurdi, dari Bungo ke Wedung
Abdillah Ahmad Rifa'i
Salahuddin Ahmad Rifa'i
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar